Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘quick count’ Category

Berikut ini disajikan hasil lengkap hitung cepat (quick count) Pemilu Legislatif 2014 dari 8 lembaga survei nasional terkemuka:

qclagi

 

 

 

 

Terdapat sejumlah cluster  di mana peta peringkat perolehan suara masih bisa berubah, yang ditandai dengan warna yang sama. Partai dengan warna yang tunggal diperkirakan tidak akan berubah posisinya dalam klasemen perolehan suara. Namun, perlu dicatat bahwa data yang disajikan dalam hitung cepat adalah popular vote dan belum menjamin perolehan kursi di DPR RI (electoral vote) akan sama peringkatnya dengan data hitung cepat. Hanya ada dua cluster utama yang masih bisa berubah yakni papan tengah di kisaran 9% dan papan tengah kisaran 6%. Di kisaran 9 % ada PKB dan Demokrat, sementara di kisaran 6% ada PKS, PPP dan Nasdem. Peringkat yang diperoleh di dua cluster tersebut akan ditentukan oleh rekapitulasi KPU. Namun demikian, dengan mengasumsikan tingkat kesalahan hitung lembaga-lembaga survei yang berkisar di angka 2-3%, kemungkinan peta persaingan untuk berubah masih terbuka lebar.

 

tambahan dari ayovote.com:

PDIP(18.97% – 19.64%)

Berdasarkan hasil di atas, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memimpin perhitungan. Namun, hasil yang diperoleh ternyata jauh dibawah prediksi dan target —sekitar 30 persen. Nampaknya, faktor Jokowi yang sebulan terakhir digadang-gadang sebagai senjata utama partai tidak behasil memberikan kemenangan mutlak bagi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini. Berbagai macam spekulasi bermunculan mengenai lemahnya pengaruh Jokowi dalam mendongrak suara PDIP. Sebagai contoh, publik dirasa bisa membedakan antara figur capres dengan partai politik  dan gencarnya kampanye negatif yang ditujukan kepada Jokowi (isu ingkar janji pada Pemilukada Jakarta dan kasus pengadaan Bus Transjakarta).

Sedangkan pihak PDIP, yang diwakili oleh Eva Sundari, menyadari bahwa kurang maksimalnya pengaruh Jokowi ini dikarenakan pendeklarasian Jokowi terlalu dekat dengan pemilihan sehingga tidak cukup waktu untuk membuat iklan mengenai Jokowi, di mana sebelumnya didominasi oleh Megawati dan Puan Maharani. Ganjar Pranowo juga menambahkan, sulitnya beriklan di media juga dianggap jadi sebab lemahnya pengaruh Jokowi di Pemilu legislatif.

Golkar (14.2% – 15.02%)

Golkar berada di posisi kedua. Meskipun mendapatkan hasil dibawah target partai —sekitar 23 persen— Golkar masih mampu membuktikan eksistensinya di berbagai lapisan masyarakat. Dari pemilu-pemilu sebelumnya, Golkar selalu berhasil berada di posisi atas perhitungan suara. Dibandingkan dengan perolehan suara pada Pemilu sebelumnya, suara Golkar kali ini cukup menurun. Ternyata masa keemasan Orde Baru yang diusung Golkar tidak mampu mendongkrak perolehan suara. Selain itu,kasus korupsi yang menimpa kader mereka serta video skandal yang melibatkan Aburizal Bakrie juga menjadi faktor yang menurunkan suara partai Golkar.

Gerindra (11.76% – 12.2%)

Gerindra kali ini berhasil menggerakkan massa dan mendapatkan jumlah suara yang cukup besar. Pileg kali ini mereka mendapatkan sekitar 11 persen, jauh meningkat dibandingkan pileg 2009 dimana mereka hanya mendapatkan 4,5 persen dan 26 kursi di DPR. Melambungnya perolehan suara Gerindra diakibatkan beberapa hal. Salah satunya adalah figur Prabowo yang heroik dan kuat.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menambahkan upaya penataan mesin partai dan pengkaderan sejak 2009 lalu, mulai dari tingkat daerah hingga pusat, juga menjadi faktor tingginya perolehan suara Gerindra. Kehebatan mesin partai Gerindra ini terlihat dari manajemen krisis yang responsif terhadap kampanye hitam dan negatif yang ditujukan kepada Prabowo sehingga bisa mengambil simpati publik.

Demokrat (9.43% – 10%)

Partai Demokrat yang tercoreng berbagai kasus korupsi dalam tiga tahun terakhir berusaha keras untuk memperbaiki citra mereka dan mendapatkan kembali kepercayaan rakyat. Dalam pileg kali ini, Partai Demokrat hanya berhasil mendapatkan sekitar 9 persen suara —jauh di atas perkiraan survey sekitar 3,2 persen. Partai pemenang pemilu 2009 ini kini harus puas dengan posisi keempat. Perolehan suara ini terhitung bagus karena berdasarkan hasil survei menjelang Pemilu, Demokrat diprediksi hanya akan mendapatkan 5%. Dengan merosotnya perolehan suara ini, konvensi Partai Demokrat yang bertujuan menentukan calon presiden kemungkinan besar akan  berganti menjadi penentuan calon wakil presiden.

PKB (8.51% – 9.3%)

Mungkin yang paling mengejutkan adalah peraihan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). PKB mendapatkan sekitar 9 persen dan posisi kelima dalam quick count pileg ini. Padahal, survey terakhir dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) di bulan Maret memprediksikan peraihan PKB di angka 6,7 persen. Pada Pemilu 2009 pun PKB hanya mampu mendapatkan 4,94 persen. Entah apakah ini efek dari Rhoma Irama dan Mahfud MD yang diisukan menjadi calon presidenikut serta Ahmad Dhani sebagai juru kampanye, atau citra PKB yang mulai mengarah ke posisi sebagai partai Islam yang lebih terbuka.

Akan tetapi, Pengamat politik Indo Barometer, M. Qodari menilai melonjaknya elektabilitas PKB lebih disebabkan soliditas Nahdlatul Ulama (NU) mendukung PKB. Hal senada juga diakui oleh Ketua DPP PKB Marwan Jafar. Solidnya NU merupakan buah dari kreativitas Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.

Marwan menilai, Cak Imin, sapaan Muhaimin, berhasil merekonsiliasi mayoritas pemilih loyal dari kalangan Nahdliyin untuk memberikan suaranya pada PKB. Pada saat yang bersamaan, PKB juga gencar membidik pemilih pemula untuk memberikan dukungan. Lainnya, Cak Imin juga merekrut Presiden Direktur Lion Group Rusdi Kirana menjadi Wakil Ketua Umum PKB. Langkah ini sangat jitu karena membuat PKB mendapatkan amunisi baru sehingga dapat bergerak lebih dinamis di arena politik.

PAN dan PPP (7.34% – 7.87% dan 6.3% – 7.34%)

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) memantapkan posisi mereka sebagai partai tengah. Peralihan suara kedua partai ini tidak banyak berubah dari pemilu 2009.

PKS (6.62% – 7.24%)

Partai-partai Islam tampil lebih baik dalam pileg ini, kecuali Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang turun ke sekitar 6 persen dari 7,8 persen di tahun 2009. Partai yang digelari sebagai partai paling tidak disukai publik (berdasarkan survey Charta Politika) ini nampaknya belum bisa bangkit dari kasus korupsi yang menjerat pimpinan-pimpinannya serta citra negatif yang menempel di beberapa kadernya, salah satunya isu poligami. Namun begitu, terpaan berbagai isu tidak sedap tersebut terbukti hanya mampu menggerus suaranya sekitar 1%. Berbagai survei yang meramalkan PKS akan hilang ditelan electoral treshold punya nyatanya hanya tinggal survei saja.

Nasional Demokrat (6.40% – 6.95%)

Nasional Demokrat (Nasdem) bersinar di pileg ini. Meskipun menjadi partai paling muda dalam pemilu, Nasdem berhasil masuk ke parlemen dengan peraihan suara sekitar 6 persen. Sebuah pencapaian yang baik bagi partai baru. Nasdem juga patut diapresiasi atas usahanya mewujudkan kesetaraan gender dengan mengirimkan calon legislatif perempuan terbanyak dibandingkan partai-partai lain. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan, menyatakan bahwa cukup besarnya perolehan suara Nasdem dikarenakan keberhasilan mesin partai dalam membangun infrastruktur politik. Hal ini juga terlihat dari tidak berpengaruhnya faktor figurseperti Surya Paloh maupun mantan kader mereka yang merapat ke partai lain, Hary Tanoesoedibjo.

Hanura (5.11% – 5.4%)

Partai Hanura kembali menjadi partai paling buncit yang berhasil memasuki parlemen. Meskipun sudah beriklan mati-matian —termasuk menyamar menjadi penjual asongan, tampil di sinetron, dan membuat kuis saat prime time, Hanura hanya berhasil meningkatkan peraihan suara sekitar 2 persen dibandingkan pemilu sebelumnya. Hanura juga masih harus menghadapi bulan-bulanan di Twitter mengenai kekalahannya dan juga urusan dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang belum selesai terkait pelanggaran Kuis Kebangsaan mereka.

PBB (1.39% – 1.6%) dan PKPI (0.9% – 1%)

Indonesia menerapkan parliamentary threshold —batas suara minimum suatu partai agar dapat bergabung dengan DPR— sebesar 3,5 persen. Sayangnya, Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) gagal meraih jumlah tersebut dan terpaksa mundur dari persaingan.

Nomor-Lembaga Survei-Prabowo-Jokowi-Sumber
1 Populi Center 49,05 vs 50,95 Suara.com
2 CSIS 48,1 vs 51,9 Liputan6.com
3 Litbang Kompas 47,66 vs 52,33 Kompas.com
4 Indikator Politik Indonesia 47,05 vs 52,95 Metrotvnews.com
5 Lingkaran Survei Indonesia 46,43 vs 53,37 Konferensi pers
6 Radio Republik Indonesia 47,32 vs 52,68 Detik.com
7 Saiful Mujani Research Center 47,09 vs 52,91 Detik.com
8 Puskaptis 52,05 vs 47,95 Viva.co.id
9 Indonesia Research Center 51,11 vs 48,89 okezone.com
10 Lembaga Survei Nasional 50,56 vs 49, 94 *Viva.co.id
11 Jaringan Suara Indonesia 50,13 vs 49,87 Viva.co.id

Dikarenakan selisihnya cukup ketat, pemenangnya belum dapat dipastikan sebagaimana pilpres 2009 yang selisihnya sampai 20%. Apalagi terdapat banyak keberpihakan dari lembaga survei tersebut yang juga merangkap konsultan sang capres. Selain itu banyak trackrecord persurveian di pilkada yang meleset di banyak lembaga. Hal itu belum termasuk ada pula lembaga yang tidak diakui KPU.

Ada baiknya kita tidak menggeneralisir pemenang dari hanya melihat hasil quickcount karena selisih yang ketat tersebut. Marilah kita tunggu hasil dari KPU sambil mengimbau semua pihak menahan diri dari klaim apalagi tuduhan tidak berdasar yang dapat memperkeruh keadaan.

Intinya ini hasil diatas masih bersifat quick count alias hitung cepat dimana hasil resmi akan diumumkan oleh pihak KPU pada tanggal 22 Juli 2014. Saat ini setiap pasangan mengklaim sebagai pemenang namun pastinya
pemenangnya menunggu keputusan resmi dari KPU atau data dari real count. (Setia1heri.com)

sumber-sumber: http://www.viva.co.id/ http://www.detik.com http://www.metrotvnews.com/ http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2034906/hasil-quick-count-smrc-98-pdip-belum-tembus-20 http://nasional.sindonews.com/read/2014/04/09/113/852514/hasil-final-quick-count-irc-dan-koran-sindo http://www.kompas.com/ http://politik.news.viva.co.id/pemilu2014/news/read/495522-hitung-cepat-jsi–golkar-masih-bayangi-pdip http://www.beritasatu.com/nasional/176968-lembaga-survei-nasional-kenaikan-suara-pkb-dan-gerindra-sangat-signifikan.html http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/09/150456/2550179/1563/quick-count-akhir-rri-pdip-1857-golkar-1471-gerindra-1150?9922032 http://www.ayovote.com/rekapitulasi-hasil-pemilu-legislatif-2014/

Read Full Post »